Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2018

Refleksi renungan akhir tahun

Sejenak kucoba berhentikan waktu Mencoba sesaat menoleh kebelakang Melihat kembali yang telah terjadi Jutaan kisah telah dilampaui Ratusan hari telah dilewati Kucoba buka kembali lembaran usang Ku namakan sebagai kenangan hidup Tersenyum ketika teringat kebahagiaan Miris di dada ketika teringat kesedihan Beribu tanya tanpa jawab hampiri Apa saja yang sudah didapatkan? Apa yang dilakukan selama ini? Siapa saja yang dikecewakan? Hati siapa menangis karena aku? Dosa apa selama ini diperbuat? Sebentar tahun akan segera berganti Tapi apakah akan tetap sama kita lalui? Perbuatan buruk masih saja melekat Kemalasan berlari mengejar impian Perbuatan tak berguna dilakukan Lisan kasar selalu menghiasi bibir Dan hati masih menyimpan kebencian Serta dosa yang lama disembunyikan Masih banyak impian yang belum teraih Membuat berat meninggalkan tahun ini Sungguh kini inginku berkaca Dalam cermin kehidupan dunia Agar dapat kulihat semua tindakan Yang pernah terjadi dan

Tentang rasa yang tersembunyi

Kamu selalu sangat sulit kutebak  Kamu teka-teki yang tak terjawab Rasanya sungguh menyebalkan Jika aku tak mengetahui isi hatimu Aku takut terjemahkan isyaratmu Aku takut artikan kata manismu  Aku takut percaya perhatianmu Kau perlihatkan secara terselubung Kau tunjukkan tapi bukan untukku Sungguh aku teramat sangat takut Perasaan mulai tak terkendalikan Bergerak ke arah tak kuinginkan Tolong hentikan langkah kakiku Jika semua yang kuduga benar Adakah hal yang salah di mataku? Tolong kembalikan aku ke jalanku Sebelum aku mengganggu tujuanmu Ketahuilah aku berusaha melawan Ada jutaan kamu mengepul di otakku seperti asap rokok menggantung di udara Kamu seperti nyata tapi hanya halusinasi Aku tak percaya kita melangkah sejauh ini Ada hal yang lama kurahasiakan Ada satu hal yang mengagetkanmu Selama ini tak berani ku ungkapkan Entah sejak kapan aku menyukaimu Padahal aku tau kita sangat berbeda Seperti air dan api bertolak belakang Jakarta, Ang

Tolong bantu aku melupakanmu

Aku melihat, mengenal, lalu mencintaimu Kamu jadi penyebab rasa semangatku Kamu senyum yang tak bisa dilupakan Sesederhana itu kamu mengusai hatiku Iya, mungkin aku memang jatuh cinta Entahlah bagaimana dengan kamu Semua aku lakukan dalam diam Begitu rapih tanpa terlihat matamu Aku jarang tertangkap sorot matamu Aku pandai sembunyikan banyak hal Hingga kau tak paham yang terjadi Hingga hatimu yang beku berhasil cair Hingga rasamu yang acuh menjadi peka Kamu memenuhi setiap sudut otakku Hingga relung hatiku jadi penuh sesak Semuanya telah terjadi begitu cepat Seperti teori tanpa sebuah basa-basi Sungguh aku tak bisa melupakanmu Aku selalu ingat caramu menatapku Matamu mempesona pandanganku Mencuri setiap detik dari perhatianku Sederhana namun sangat sulit dilupakan Diantara rindu yang gagal diungkap Didalam rasa yang sulit dijelaskan Sungguh aku tak bisa lupakan kamu Mengapa semua jadi serumit ini? Tolong pergilah dari ingatanku T

Tentang luka

Tercabik sudah hatiku kini Karena kau telah melukai Cinta yang dulu bersemi Kini telah porak poranda Kau tikam aku dengan cintamu Disaat cintaku telah bersemayam Mencerahkan cinta yang kusam Yang tenggelam dikelam malam Hatiku kini sedang sekarat Menahan perih sakit hati begitu berat Luka mendarah daging kau tinggalkan Hingga tak ada penawar yang kudapat Cinta perlahan mati menyisakan kelam Terkubur kecewa yang tak terungkap Menjerit dalam luka hati sangat dalam Merintih lemah terkulai menunggu mati Jakarta, Angel Sibarani

Segores luka yang tertinggal

Dalam kesunyian hati merintih Teringat kenangan tinggal buih Tak bisa lagi kujadikan harapan Cintamu telah membuatku tersisih Hancur lebur tak menyisakan benih Kini aku bertanya pada sang malam Akankah kesunyian terus menyelimuti Kehampaan ruang hati semakin kelam Terhunus tajam sepi yang sangat pilu Seakan bahagia tak bisa tersentuh Luka ini terasa menyayat hati Saat sendiri hanya malam menemani Semilir angin merebahkan nurani Menggumpal diam merengkuh pedih Tak sisakan goresan senyum untukku Malam kelabu kujalani dengan sendu Sejenak terdengar merdu nyanyian hati Melodi indah luapan emosi yang berlalu Teredam duka di dasar hati saat terharu Kau berlalu tinggalkan perih tak terobati Jakarta, Angel Sibarani

Teka - teki kehidupan

Roda waktu terus saja berputar Melaju kedepan tanpa rasa gentar Aku terus terbawa pergerakannya Dan tak akan bisa menghindar Menghadapi problematika hidup Yang siap mematahkan semangat Hidup ini terlalu sulit dimengerti Disaat rencana indah dirancang Tapi seketika bisa terbentur masalah Dadapun sesak tercekik rasa resah Hatipun merintih dijiwa yang lelah Hari terasa panjang saat masalah datang Indah dunia seakan redup bagai bayangan Langkah kaki begitu gontai seperti melayang Dikala semangat hidup mulai menghilang Seakan lelah hadir setiap helaan nafas Ingin aku menyerah dikerasnya hidup Semangat pun seakan hancur lebur Namun selalu semesta menyemangati Walau perih hidup terus berjalan Aku tetap berusaha perbaiki diri Kujalani seperti hukum tabur tuai Selebihnya biarkan Tuhan berkehendak Menentukan kemana takdir membawa Sudah berkali-kali aku mengaku lelah Berkali-kali juga Tuhan beri kejutan Untuk siap kembali hadapi hidup Seakan hidup sedang bercanda

Sebuah pesan dari orangtua

Anakku dengarlah manusia renta ini Aku tak bisa memilih jalan untukmu Aku tak bisa memaksakan kehendakku Biarlah hati yang membentuk dirimu Menentukan apapun yang kau cari Engkau adalah harta berhargaku Sulit lepaskanmu sedetik dari mataku Sekalipun kau berjalan sejauh mungkin Aku harus membiarkanmu melewatinya Jangan gentar semangatmu melalui sendiri Apabila perjalanan melemahkanmu Dan seisi dunia membuatmu lemah Tenanglah, aku akan berjalan di sisimu Ulurkan tanganmu, peganglah tanganku Mari kita melewati badai itu bersama Apabila engkau meminta aku berjanji Untuk berjalan terus di sampingmu Aku tetap di sampingmu sampai lelah Jika langkahku tak lagi menemanimu Jangan khawatir, cintaku selalu bersamamu Bahkan ketika engkau berbelok dariku Jakarta, Angel Sibarani