Skip to main content

Andai Kamu Jadi Aku





Ku tulis ini saat mataku tak lagi menangis
Ku tulis ini saat mulutku tak lagi berkeluh
Aku mengingatmu sebagai yang sempat hadir
Meskipun aku tak pernah tinggal dihatimu

Seandainya kau mengerti perasaanku
Mungkin kau memilihku sebagai tujuan
Tapi, aku hanya sebuah persinggahan
Tempatmu meletakan segala kecemasan
Lalu pergi tanpa janji untuk pulang padaku

Ku berikan penuh perhatianku untukmu
Tapi semua seakan tak kau gubris
Aku ada disampingmu,
Tapi getaran itu seakan tak kau rasakan
Aku berada didekatmu,
Namun perhatianku seperti kau abaikan

Setiap detik dan waktu yang bergulir
Aku menganggap semua telah berakhir
Aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh
Aku membayangkan perasaanku hilang
Aku memimpikan lukaku segera kering
Namun sampai kapan aku terus mencoba?

Seandainya kau bisa membaca perasaanku
Dan kamu bisa mengetahui isi otakku
Mungkin hatimu yang beku akan mencair

Aku tak pernah tau apa salahku
Kita yang baru saja kenal,
Baru saja mencicipi cinta,
Tiba - tiba terhempas ke dunia nyata
Tak penasarankah kamu pada nasib?

Kau mau tau rasanya jadi seperti aku?
Yakinlah tak ada kosakata mendeskripsikannya
Perasaan bukanlah susunan kata atau kalimat
Bukan juga sebuah arti yang dapat didefinisikan
Perasaan adalah ruang kosong yang tak tersentuh

Sungguh sulit bagiku menerima kenyataan
Kamu ternyata memilih pergi bersama dia
Sulit meyakinkan diri ini untuk melupakanmu
Kemudian pergi mencari penggantimu

Aku terus berusah menerima kenyatan
Aku terus berjuang untuk melupakanmu
Aku memaksa diri untuk membencimu


Bisa kau bayangkan rasanya setiap hari terluka?
Bisa kau tau perasaan orang yang mencintaimu?
Bisa kau seperti aku yang melihatmu dengannya?
Bisa kau mengerti rasanya menahan tangis?
Bisa kau pahami aku pura - pura tersenyum?

Aahh... sudahlah...
Kamu tentu tidak bisa
Tentu saja kamu tidak mampu
Karena kamu tak memiliki rasa itu

Jakarta,
Angel Sibarani



Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...