Pernahkah kau berpikir tentang aku?
Apa kau peduli pada perasaanku?
Apakah kau anggap aku ada?
Atau bagimu aku hanya mainan?
Tidakkah kau mendengar jeritan hatiku?
Padahal pintaku hanya sedikit, tidak lebih
Tolong dengarlah sekali saja, tak perlu lebih
Mungkin di matamu aku terlihat tegar
Tapi kau telah salah besar menilaiku
Belahan lain diriku juga bisa menangis pilu
Bahkan separuhnya meminta untuk rebah
Dan kau semakin menjadi-jadi menyiksaku
Kau seperti si dungu berwajah lugu
Kau menikmati setiap inci goresan luka ini
Hai lihatlah, aku merintih dalam ringai!
Aku tersenyum dalam luka!
Dan aku tertawa dalam kepalsuan!
Semua seperti sebuah kebohongan besar
Hingga muak menjadi satu dengan lelah
Aku lelah harus berpura-pura tabah
Aku lelah harus selalu tersenyum palsu
Bahkan diam-diam aku mengaung tangis
Drama ini benar-benar membuatku muak
Aku benci kenajisan yang kau ciptakan
Lalu kau suguhkan pada penikmat dusta
Kapan aku bisa tersenyum saat bahagia?
Kapan aku bisa bebas menangis saat sedih?
Sadarlah, bukalah mata hatimu
Semua itu hanyalah sebuah topeng
Topeng yang ampuh membuatmu bodoh
Bodohnya kau menilai aku wanita kuat
Bodohnya kau hingga tiada menyadari
Sejujurnya raga ini rapuh dan lemah
Aku tak ingin lagi mendustai perasaanku
Tidak bisakah kau lihat perjuanganku? Butakah mata hatimu selama ini?
Dan aku disini hanya mampu bertahan
Bertahan meski batinku terluka
Setia meski nuraniku tercabik
Menunggu meski aku sudah muak
Dan Inilah yang dinamakan cinta
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment