Untukmu yang menganggap perhatianku hanya mainan, untukmu yang mengira cintaku hanya omong kosong. Sekarang kita bukan lagi seperti dulu. Kamu tiba-tiba menjauh tanpa sebuah alasan. Jika aku bisa berkata yang sesungguhnya, diriku sangat tersiksa. Terutama ketika bertemu denganmu, ketika menerima kenyataan bahwa jalan kita sudah berbeda. Kita bertemu setiap hari, tapi sosokmu tak bisa kusentuh. Aku selalu berusaha tak bertanya soal perubahan sikapmu, yang membuatku hampir meledak karena tak kunjung mengerti pikiranmu.
Kularikan rasa rinduku dalam tulisan ini. Dimana aku bisa menangis pilu tanpa membuat tuli telingamu. Jujur, aku sangat merindukanmu dan nampaknya kau tak pernah tau betapa aku tak bisa berbuat banyak selain menunggumu bicara lebih dulu. Aku selalu membisu, meskipun rasanya ini bodoh. Tapi entah mengapa aku tak ingin melupakanmu.
Kalau saja aku punya keberanian lebih, rasanya aku ingin bertanya padamu. Seberapa buta matamu, sehingga kamu tak melihat perhatianku? Seberapa mati perasaanmu, hingga kamu tak sadar ada orang yang berjuang untukmu? kamu tau tidak bagaimana rasanya menjadi perempuan yang memikul beban karena cintanya bertepuk sebelah tangan? Apa kamu mengerti rasanya jadi aku, yang terus bertanya-tanya soal perasaanmu? Apa kamu mengerti rasanya bertemu setiap hari dengan orang yang kau cintai, namun harus bertingkah seakan tak ada rasa? seolah kamu sudah lupa semua rasa yang telah kita lalui. Ku lalui semua rasa sakit itu setiap hari. Disetiap aku melihat dirimu menggandeng tangan kekasihmu saat ini.
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment