Skip to main content

Sepenggal cinta diatas perbedaan


Kala cinta terselubung diantara kita
Menyusup masuk dalam skenario hidup
Melewati cercaan untuk menangkan rasa
Aku tak meminta Tuhan mengirimmu
Tapi mengapa kau yang datang?

Jujur, ketakutan berhasil memeluk jiwaku
Mungkin ini definisi sakit sesungguhnya
Rasa sakit yang tak bisa diterima logika
Hingga kita tau sakitnya perbedaan

Dalam doa yang kita rapal setiap hari
Terselip pesan airmata menyiksa jiwa
Aku disini berdoa melipat jari di dada
Sementara kamu menengadahkan tangan
Bahkan dalam doa kita tak berdampingan
Sungguh itu sangat menyakitkan sekali

Mungkin inilah saatnya kita menyadari
Sudah sepantasnya kita mengubur ego
Seharusnya kita berfikir logis pada cinta
Bahwa adalah hal yang tak bisa dipaksakan
Ada sesuatu yang tak layak dipertahankan
Kamu dan aku tetap tak akan menjadi satu

Kamu dan aku tak akan menjadi kita
Relakan saja kita berjalan masing-masing
Kembalilah kamu dengan jalan awalmu
Dan aku kembali dengan jalan awalku
Tanpa ada perbedaan yang sulit disatukan

Segalanya yang terlewati tidak sia-sia
Hanya saja tak berujung pada penyatuan
Segalanya indah meski menyedihkan
Segalanya telihat baik meski menyakitkan
Harusnya di awal kita paham maksud-Nya
Jika Tuhan saja sudah berbeda,
Bagaimana kita bisa melanjutkan cinta?

Jakarta
Angel Sibarani

Comments

Popular posts from this blog

Aku dan hidupku

Sinar mentari kembali semangati pagiku Sadarkanku dari mimpi berlalu semalam Berharap hari baru kulalui dengan ceria Selalu menjalani hidup dengan hati gembira Kadang angin kencang berhentikan langkahku Pernah juga aku terjatuh dan kemudian terluka Namun aku segera bangkit teruskan perjalanan Karena aku yakin pasti bahagia didepan menanti Emosi tak pernah bercampur logika Tapi semakin dewasa aku mengerti Tentang makna tawa dan air mata Yang mewarnai hari memberi arti Aku akan tetap menjadi diriku sendiri Dan biarkan mereka yang menilaiku Karena Inilah aku yang apa adanya Inilah aku dan hidupku... Jakarta, Angel Sibarani

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

Permintaan Sang Pendosa

Tiap mata memandang mentari Yang bisa kutatap hanya hitam Hati di dada menghitam Tiada seberkas cahaya tebersit Kuhabiskan sesalku setiap hari Akan dosa yang menggunung Akan dosa yang tiada diampuni Aku hanya kain bernoda hitam Setiap detik dosaku tempatku bernaung Rasa bersalah kini menggerogoti hati Hati yang kini kian menggunung es Kebaikan bertarung di daging hati Keburukan menetap di jiwa raga Bergulat hingga akal dicumbu nafsu Aku ingin mencampakkan hitamku Berlari sejauh kaki membawa tubuh Kutinggalkan dosa yang kian melangit Aku ingin bersih kembali meski tak suci Sesak rasanya berkubang hina Dosa itu seakan enggan hilang Aku muak pada kenyataan yang mengikat Tuhan aku ingin bebas dari belenggu dosa Kini aku bertaruh pada daun yang bertiup Hanya itu kuingin hingga ajal menjemput Sungguh aku ingin melupakan saat kelamku Keinginan tetaplah hanya tinggal keinginan Meski setelah hujan terlukis pelangi Tuhan izinkan aku berubah Berilah aku set