Selamanya akan membekas luka dalam hatiku
Berkecamuk dalam rasa tak menentu
Dicintai salah, mencintaipun juga salah
Terkadang ingin bebas, lepas, dan terhempas
Dimana tidak ada penderitaan
Tapi duniaku penuh dengan penyesalan
Tetesan air mata akan kekejaman
Tempat dimana aku menyayangi orang
Kini dia meninggalkanku dengan kehidupannya
Dia menilai keseriusanku yang tak bearti baginya
Dia adalah jarum yang menancap di hatiku
Meski kau bagiku yang terindah
Tapi sayang !?
Kau tercipta bukan untuk aku miliki
Kau seperti bunga mawar bagiku
Karena kecantikan mahkotamu
Membuat aku berat melepaskanmu
Meski gucuran darah mengalir karena durimu
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan
Aku belajar mengalah dari sebuah keegoisan
Aku belajar tegar dari sebuah kehilangan
Sepi bukan bearti hilang
Diam bukan bearti lupa
Jika kamu tak punya waktu untuk aku
Aku akan mengerti
Jika kamu menemukan cinta lagi
Aku juga akan mengerti
Tapi jika suatu hari aku berhenti mencintaimu
Itulah giliranmu untuk mengerti
Jakarta,
Angel Sibarani
Berkecamuk dalam rasa tak menentu
Dicintai salah, mencintaipun juga salah
Terkadang ingin bebas, lepas, dan terhempas
Dimana tidak ada penderitaan
Tapi duniaku penuh dengan penyesalan
Tetesan air mata akan kekejaman
Tempat dimana aku menyayangi orang
Kini dia meninggalkanku dengan kehidupannya
Dia menilai keseriusanku yang tak bearti baginya
Dia adalah jarum yang menancap di hatiku
Meski kau bagiku yang terindah
Tapi sayang !?
Kau tercipta bukan untuk aku miliki
Kau seperti bunga mawar bagiku
Karena kecantikan mahkotamu
Membuat aku berat melepaskanmu
Meski gucuran darah mengalir karena durimu
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan
Aku belajar mengalah dari sebuah keegoisan
Aku belajar tegar dari sebuah kehilangan
Sepi bukan bearti hilang
Diam bukan bearti lupa
Jika kamu tak punya waktu untuk aku
Aku akan mengerti
Jika kamu menemukan cinta lagi
Aku juga akan mengerti
Tapi jika suatu hari aku berhenti mencintaimu
Itulah giliranmu untuk mengerti
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment