Skip to main content

Ternyata aku salah



Taukah kamu...
Aku kesesakan di status menyedihkan ini
Aku terkatung - katung sendirian dalam rasa ini
Aku lelah dengan pengharapan ini

Begitu banyak yang aku lakukan untukmu 
Aku rela meminum asam dan garam
Dan membiarkanmu meneguk hal manis
Mengapa matamu masih belum terbuka?
Mengapa hatimu masih tertutup ragu?

Tapi aku terlalu penasaran 
Aku terlalu mengikuti rasa keingintahuan
Jika dari awal aku tak mengenalmu 
Mungkin aku tak tau rasanya meluruhkan airmata

Iya, aku bodoh!
Aku memang bodoh!
Puas!?

Tatapanmu dingin, 
Sikapmu dingin, 
Dan aku dilarang menuntut lebih
Aku adalah temanmu, hanya temanmu, Temanmu!

Aku mencintai kamu
Aku tau kau tak akan memilihku
Tapi itu hal tersulit bisa aku mengerti
Dan sampai sekarang aku belum mengerti

Mengapa semua berakhir sesakit ini? 
Aku sudah berusaha sekuat tenagaku
Menjunjung tinggi kamu sebisa aku 
Tapi dimana perasaanmu? 

Sejak dulu harusnya aku tak perhatikan kamu
Sejak pertama harusnya aku abaikan kamu
Sejak kamu hadir harusnya aku acuhkan kamu
Sejak awal harusnya aku tak perdulikan kamu

Kini semua telah berlalu
Dan semua cerita punya akhir 
Meski ini bukan akhir yang kupilih 
Andai bisa aku pilih cerita akhirnya
Aku hanya ingin mendekapmu
Sehingga kau tau dan mengerti
Aku selalu bergetar mendoakanmu

Jakarta,
Angel Sibarani

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...