Ketika perih menembus kulitku
Aku hanya tersenyum malu
Ketika Halilintar menyambar tubuhku
Aku hanya terkaget dan kemudian tersipu
Ketika Ombak menghantamku
Aku hanya diam dan terpaku
Dan ketika Topan Badai menerpaku
Aku hanya tertawa dan kemudian membisu
Ketika pusaran badai menelanku
Meluluh lantakkan kokohnya aku
Aku tidak menangis dan tidak mengadu
Aku tidak mengeluh dan mengharu biru
Aku juga tidak berteriak dan memekik pilu
Semua aku lalui tanpa terbesit kata ragu
Sekedar topan dan badai
Sekedar semak juga belukar
Sekedar caci dan juga maki
Sekedar masalah dan juga problema
Tak berarti pasti
Tak bermakna arti
Semua kulewati, sekali lagi
Tanpa pilu, ratap, dan haru
Lelah juga tak mengusikku
Letih pun tak menggangguku
Karena aku terus melangkah maju
Dan berpacu pada waktu yang berputar
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment