Ditengah malam gelap nan pekat
Aku teringat pada bayanganmu
Selalu melintas di kelopak mataku
Aku mencoba untuk melupakanmu
Namun bayangmu trus menghampiriku
Sunyiku seperti kau tabur bunga rindu
Kau bagai angin sejukkan jiwa ragaku
Kau mengalihkan seluruh duniaku
Sampai datang masa pertemukan kita
Untuk kembali atau terpisah selamanya
Sungguh hina diriku ini
Mencintai orang yang tak mencintai ku
Dan takkan pernah menyayangiku
Namun sia-sia sudah mahligai cintaku
Tidak ada lagi mimpi indah itu
Semua telah sirna terbakar
Seperti kayu menjadi arang abu
Aku coba bertanya pada malam
Tapi dia telah diam membisu
Angin puting pun berlalu
Dia berlalu tanpa jawaban
Hanya satu yang terucap
Mengapa aku mencintaimu
Tidak ada lagi mimpi indah itu
Semua telah sirna terbakar
Seperti kayu menjadi arang abu
Aku coba bertanya pada malam
Tapi dia telah diam membisu
Angin puting pun berlalu
Dia berlalu tanpa jawaban
Hanya satu yang terucap
Mengapa aku mencintaimu
Telah cukup dalam hati ini teriris
Akan kucoba lagi cinta dari awal
Dengan dia yang merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Disisa hati ini pun cintamu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan, bagaimana semua harus diartikan?
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment