Skip to main content

Aku kehilangan


Telah ku lalui pahit getirnya hidup
Ada kecewa di setiap helaan nafas
Ada duka di setiap derai air mata
Semuanya telah melukiskan luka
Aku tersendiri disudut ruang hati

Goresan itu telah melukai batin
Meninggalkan luka dalam hati
Dan membuatnya semakin sakit
Sudah cukup tersiksa rasa hatiku
Sakit dan kecewa menahan luka
kini aku dirambah keterasingan

Semangatku kini telah patah
Senyumanku kini telah memudar
Aku terjerat sebuah kehidupan semu
Aku terjatuh disudut jurang kegelapan
Aku tersesat dalam jalan tak berujung
Dan aku tenggelam dilautan tak bertepi

Dingin dan sunyi menyudutkanku
Dalam tangis manis pahitnya hidup
membuatku bimbang, resah, gelisah
Aku bener-benar dalam keterpurukan
Kesedihan memenuhi tiap anganku

Pikiranku dipenuhi awan mendung
Semakin lama aku ingin menjauh
Pergi membawa setiap rasa luka
Lari membawa semua rasa kecewa

Aku didera dinginnya angin malam
Angin  yang menusuk inti raga ini
Namun aku tak mau dijajah rasa pilu
Karena akan menghancurkan harapan

Aku dilanda ketakutan kegelapan
Aku dilanda kegelisahan mencekam
Setiap aku mencoba untuk berdiri
Kini aku merasakan pahitnya hidup
Sendiri dalam sebuah keterasingan
Yang menghadiahkan sejuta luka

Aku selalu dihadapkan bayangan
Kegelapan melayang di benakku
Mengiringi setiap pijakan langkah kaki
Mengikuti setiap bunyi detak jantung

Aku lemah langkahku telah gontai
Merasakan hidup di alunan nada sendu
Tatapan kebencian selalu membayangiku
Dalam kesunyian, kesendirian, dan kesedihan
Telah menggagalkanku mengarungi hidup ini
Kusadari kini aku telah kehilangannya

Jakarta,
Angel Sibarani

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...