Telah ku lalui pahit getirnya hidup
Ada kecewa di setiap helaan nafas
Ada duka di setiap derai air mata
Semuanya telah melukiskan luka
Aku tersendiri disudut ruang hati
Goresan itu telah melukai batin
Meninggalkan luka dalam hati
Dan membuatnya semakin sakit
Sudah cukup tersiksa rasa hatiku
Sakit dan kecewa menahan luka
kini aku dirambah keterasingan
Semangatku kini telah patah
Senyumanku kini telah memudar
Aku terjerat sebuah kehidupan semu
Aku terjatuh disudut jurang kegelapan
Aku tersesat dalam jalan tak berujung
Dan aku tenggelam dilautan tak bertepi
Dingin dan sunyi menyudutkanku
Dalam tangis manis pahitnya hidup
membuatku bimbang, resah, gelisah
Aku bener-benar dalam keterpurukan
Kesedihan memenuhi tiap anganku
Pikiranku dipenuhi awan mendung
Semakin lama aku ingin menjauh
Pergi membawa setiap rasa luka
Lari membawa semua rasa kecewa
Aku didera dinginnya angin malam
Angin yang menusuk inti raga ini
Namun aku tak mau dijajah rasa pilu
Karena akan menghancurkan harapan
Aku dilanda ketakutan kegelapan
Aku dilanda kegelisahan mencekam
Setiap aku mencoba untuk berdiri
Kini aku merasakan pahitnya hidup
Sendiri dalam sebuah keterasingan
Yang menghadiahkan sejuta luka
Aku selalu dihadapkan bayangan
Kegelapan melayang di benakku
Mengiringi setiap pijakan langkah kaki
Mengikuti setiap bunyi detak jantung
Aku lemah langkahku telah gontai
Merasakan hidup di alunan nada sendu
Tatapan kebencian selalu membayangiku
Dalam kesunyian, kesendirian, dan kesedihan
Telah menggagalkanku mengarungi hidup ini
Kusadari kini aku telah kehilangannya
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment