terkadang aku memilih diam
saat semua bergerak, aku hanya ingin diam
saat aku bebas menerawang sejauh mungkin
tertawa dan menangis tanpa suara kebisuan,
sendiri meratapi semua yang telah terjadi
Dengan diam kita mendengar lebih banyak
Dengan diam kita mendengar bisikan hati
Dengan diam kita mendengar jeritan hati
Dengan diam kita mendengar tangis hati
Saat helaan panjang nafas terhembus
Aku tersadar menyudahi kebisuanku
Kembali pada hiruk pikuk dunia,
Dunia yang penuh ide dan cerita
Keheningan sering lebih nyaring dari teriakan
Kepahitan memberi keindahan kegembiraan
Istirahat lebih produktif ketimbang bekerja
Itulah paradoks kehidupan!
Penuh dengan kemisteriusan
Jakarta,
Angel Sibarani
Comments
Post a Comment