Skip to main content

Hujan di sepotong sore

Hujan selalu menyimpan sebuah tanya 
Hujan juga bisa menjadi sebuah jawaban 
Hujan merupakan penenang dalam rindu
Hujan menjadi pengingat rasa kehilangan
Hujan selalu menjadi airmata pembawa duka
Seperti itulah datangnya selalu tanpa isyarat
Tiba-tiba datang mengguyur sesukanya 

Kamu adalah yang ku sebut kenangan
Kenangan yang mengajariku banyak hal
Bagaimana cara menari dalam derai hujan 
Bagaimana cara tertawa dalam kesedihan 
Bagaimana cara menghargai perbedaan
Bagaimana cara bermimpi meski mustahil

Hujan ternyata masih jadi peran antagonis
Dia kembali mengingatkan aku padamu! 
Kamu yang meninggalkanku tanpa pamit
Tanpa ucapan selamat tinggal untukku
Dan tanpa isyarat serta pengungkapan

Berdosakah aku masih memikirkanmu? 
Kamu mengajariku menghargai rintik hujan
Kamu mengajariku menghargai derasnya rindu
Kamu mengajariku menghargai butir kenangan

Hujan kali ini, di sepotong sore yang dingin
Mengingatkan aku akan rasa kehilangan
Pada rasa hilang yang begitu teramat dalam
Aku tau harusnya aku mencari penggantimu
Tapi dimana bisa ku dapati orang sepertimu?
Seseorang yang berjanji tak meninggalkanku

Hujan kali ini memang deras sekali
Kali ini aku terbayang dirimu disana
Apakah kamu merasa kedinginan disana? 
Sudah setahun aku tak mengunjungimu
Apakah kamu merindukan aku? 
Apa sedalam aku merindukanmu? 
Ahh.. sudahlah, tidak usah kau jawab!
Aku tak ingin dengar jawaban dingin itu! 
Begini saja, besok aku akan mengunjungimu
Membersihkan rumput yang menjamah nisanmu

Sungguh aku hanya rindu, itu saja...
Rindu memang selalu sederhanakan?
Kumohon, jangan engkau menolak!

Jakarta,
Angel Sibarani

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...