Hujan selalu menyimpan sebuah tanya
Hujan juga bisa menjadi sebuah jawaban
Hujan merupakan penenang dalam rindu
Hujan menjadi pengingat rasa kehilangan
Hujan selalu menjadi airmata pembawa duka
Seperti itulah datangnya selalu tanpa isyarat
Tiba-tiba datang mengguyur sesukanya
Kamu adalah yang ku sebut kenangan
Kenangan yang mengajariku banyak hal
Bagaimana cara menari dalam derai hujan
Bagaimana cara tertawa dalam kesedihan
Bagaimana cara menghargai perbedaan
Bagaimana cara bermimpi meski mustahil
Hujan ternyata masih jadi peran antagonis
Dia kembali mengingatkan aku padamu!
Kamu yang meninggalkanku tanpa pamit
Tanpa ucapan selamat tinggal untukku
Dan tanpa isyarat serta pengungkapan
Berdosakah aku masih memikirkanmu?
Kamu mengajariku menghargai rintik hujan
Kamu mengajariku menghargai derasnya rindu
Kamu mengajariku menghargai butir kenangan
Hujan kali ini, di sepotong sore yang dingin
Mengingatkan aku akan rasa kehilangan
Pada rasa hilang yang begitu teramat dalam
Aku tau harusnya aku mencari penggantimu
Tapi dimana bisa ku dapati orang sepertimu?
Seseorang yang berjanji tak meninggalkanku
Hujan kali ini memang deras sekali
Kali ini aku terbayang dirimu disana
Apakah kamu merasa kedinginan disana?
Sudah setahun aku tak mengunjungimu
Apakah kamu merindukan aku?
Apa sedalam aku merindukanmu?
Ahh.. sudahlah, tidak usah kau jawab!
Aku tak ingin dengar jawaban dingin itu!
Begini saja, besok aku akan mengunjungimu
Membersihkan rumput yang menjamah nisanmu
Sungguh aku hanya rindu, itu saja...
Rindu memang selalu sederhanakan?
Kumohon, jangan engkau menolak!
Hujan juga bisa menjadi sebuah jawaban
Hujan merupakan penenang dalam rindu
Hujan menjadi pengingat rasa kehilangan
Hujan selalu menjadi airmata pembawa duka
Seperti itulah datangnya selalu tanpa isyarat
Tiba-tiba datang mengguyur sesukanya
Kamu adalah yang ku sebut kenangan
Kenangan yang mengajariku banyak hal
Bagaimana cara menari dalam derai hujan
Bagaimana cara tertawa dalam kesedihan
Bagaimana cara menghargai perbedaan
Bagaimana cara bermimpi meski mustahil
Hujan ternyata masih jadi peran antagonis
Dia kembali mengingatkan aku padamu!
Kamu yang meninggalkanku tanpa pamit
Tanpa ucapan selamat tinggal untukku
Dan tanpa isyarat serta pengungkapan
Berdosakah aku masih memikirkanmu?
Kamu mengajariku menghargai rintik hujan
Kamu mengajariku menghargai derasnya rindu
Kamu mengajariku menghargai butir kenangan
Hujan kali ini, di sepotong sore yang dingin
Mengingatkan aku akan rasa kehilangan
Pada rasa hilang yang begitu teramat dalam
Aku tau harusnya aku mencari penggantimu
Tapi dimana bisa ku dapati orang sepertimu?
Seseorang yang berjanji tak meninggalkanku
Hujan kali ini memang deras sekali
Kali ini aku terbayang dirimu disana
Apakah kamu merasa kedinginan disana?
Sudah setahun aku tak mengunjungimu
Apakah kamu merindukan aku?
Apa sedalam aku merindukanmu?
Ahh.. sudahlah, tidak usah kau jawab!
Aku tak ingin dengar jawaban dingin itu!
Begini saja, besok aku akan mengunjungimu
Membersihkan rumput yang menjamah nisanmu
Sungguh aku hanya rindu, itu saja...
Rindu memang selalu sederhanakan?
Kumohon, jangan engkau menolak!
Jakarta,
Angel Sibarani
Angel Sibarani

Comments
Post a Comment