Kamu pemilik setengah duniaku
Kamu yang ku pilih sebagai akhir
Kamu yang ku sebut rumah cinta
Kamu pimilik setiap kata pujian
Entah sejak kapan terkuak rasa itu
Harusnya rasa itu tak boleh datang
Harusnya amarah bukan untuk mu
Tapi sungguh, ini hati yang berbicara
Bisa apa aku?
Aku bodoh, iya aku bodoh!
Lantas apa pedulimu pada ku?
Bisakah kau lihat aku dengan iba?
Mengertikah aku sedang cemburu?
Cinta, bisakah kau adil kepadaku?
Untuk apa kau beri aku harapan?
Jika harapan hanya ilusi manis sesaat
Jika ternyata tak lebih dari sahabat
Aku tau kau pasti sedang tertawa
Bahkan cemburu pun aku tak berhak
Mengertilah kamu sang pemilik hati
Ada rasa yang mati dalam cemburu
Rasa yang semakin ingin aku kubur
Terkubur bersama kenanganmu dan dirinya
Jakarta,
Angel Sibarani

Comments
Post a Comment