Skip to main content

Surat Untuk Penyebab Tangisku


Aku pandangi lagi kenangan-kenangan itu 
Ku ingat lagi sosok yang menghancurkan hati 
Entahlah, Semua terjadi di luar perkiraanku 
Kita seperti sedang dipermainkan sang takdir 
Sedangkan aku dan kamu tak baca aturan main

Aku bukan seperti mantanmu
Dia seringkali menyiksamu
Sering membakar emosimu
Tapi sekeras apapun perjuanganku
Tetap sulit membuatmu menatapku

Sejak pertengkaran memuncak pada kata putus
Sejak perselisihan berujung pada kata pisah
Itu semua bukan karena aku ataupun kamu
Tapi karena masa lalu yang menggilaimu

Dia begitu mencintai dirimu
Dia masih saja sulit melupakanmu
Dia masih saja mengharapkan kamu
Meskipun dia tau kala itu kita telah bersama

Kau tau bagaimana perasaanku saat itu?
Rasanya aku ingin membentakmu dirimu
Inginku meronta pada ketidaktegasanmu
Ingin rasanya aku berteriak menyadarkanmu
" Dia mantanmu... Dia masa lalumu....! "
" Aku kekasihmu... Aku masa depanmu...! "

Tapi kau tetaplah seperti pertama kali kukenal
Kau selalu takut menolak orang untuk kembali
Meskipun dia telah mengiris perasaanmu
Meskipun dia telah mematahkan hatimu
Dan kebaikan berlebihan itu berimbas padaku
Menyebabkan cemburu mengalir dalam darahku
Hanya ada emosi merasuki setiap denyut nadiku

Kau pasti tau sebenarnya aku masih mencintaimu
Aku tidak pernah berbohong saat aku berkata rindu
Aku tak pernah bertopeng jika berkata tentang cinta
Aku mencintai kamu setulus dan sesederhana itu
Sesungguhnya tidak ada yang bisa menggantikanmu
Tapi kata putus telah terlontar dengan penuh emosi
Kini telah berubah menjadi sesal yang tak terganti

Sempat kala itu kau mengajakku kembali
Seperti aku dan kamu dalam cerita yang dulu
Saat masa lalumu belum hadir mengganggu
Mungkin saat itu kita bisa kembali bahagia
Tapi aku ragu untuk kembali bersatu denganmu
Entahlah, seperti masih ada yang mengganjal dihati


Jakarta,
Angel Sibarani

Dari mantanmu yang kadang masih membasahi selimut tidurnya dengan airmata yang terjatuh hanya untukmu 

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...