Sang maha benar sedang menyalakan
Kita dianggap pelanggar norma agama
Kita layaknya tahanan penjara perasaan
Dipaksa menyerah pada hukum agama
Terang dan gelap takan dapat bersatu
Seperti air dan minyak tak menyatu
Maukah kau yakinkan mereka?
Kita bukan seorang pendosa
Kita tak sehina pikiran mereka
Haruskah kita mengakhiri semua?
Nytatanya kamu kebahagianku
Haruskah kita menyerah pada takdir?
Haruskah kita berpisah karena berbeda?
Lalu apa salahku dan salahmu?
Bukankah kita tidak bersalah?
Kita tak melanggar norma asusila
tapi mengapa kita seperti sampah?
Mengapa norma agama jadi pemisah?
Kita tak melanggar norma asusila
tapi mengapa kita seperti sampah?
Mengapa norma agama jadi pemisah?
Membuat sekat dan jarak antara kita
Membuat kita terpaksa memilih pisah
Sebenarnya, apa salahku dan salahmu?
Membuat kita terpaksa memilih pisah
Sebenarnya, apa salahku dan salahmu?
Kebahagiaan kita terenggut norma
Sesuatu yang mengatur,tapi memisahkan kita
Bukankah Tugas cinta adalah menyatukan?
Salahkah cinta menyatukan yang berbeda?
Bukankah kita hanya saling jatuh cinta?
Kali ini takdir bersikap tak adil
Apa yang salah dari perbedaan itu?
Apa yang salah sayang?
Katakan apa yang salah!
Ku tulis ini sebelum pengakuan dosa
Sesuatu yang mengatur,tapi memisahkan kita
Bukankah Tugas cinta adalah menyatukan?
Salahkah cinta menyatukan yang berbeda?
Bukankah kita hanya saling jatuh cinta?
Kali ini takdir bersikap tak adil
Apa yang salah dari perbedaan itu?
Apa yang salah sayang?
Katakan apa yang salah!
Ku tulis ini sebelum pengakuan dosa
Aku masih pergi menormalkan emosi
Berharap menulis membuatku tenang
Hanya airmata yang bisa menjelaskan
Kau adalah dosa pertama yang aku akui
Mencintaimu adalah dosa termanis bagiku
Jakarta,
Angel Sibarani
Berharap menulis membuatku tenang
Hanya airmata yang bisa menjelaskan
Kau adalah dosa pertama yang aku akui
Mencintaimu adalah dosa termanis bagiku
Jakarta,
Angel Sibarani
Dari seorang puan yang masih belum menerima perbedaan jadi alasan kandas kisah asmaranya...

Comments
Post a Comment