Skip to main content

Surat untuk dosa termanisku


Sang maha benar sedang menyalakan
Kita dianggap pelanggar norma agama
Kita layaknya tahanan penjara perasaan
Dipaksa menyerah pada hukum agama
Terang dan gelap takan dapat bersatu
Seperti air dan minyak tak menyatu

Maukah kau yakinkan mereka?
Kita bukan seorang pendosa
Kita tak sehina pikiran mereka
Haruskah kita mengakhiri semua?
Nytatanya kamu kebahagianku
Haruskah kita menyerah pada takdir?
Haruskah kita berpisah karena berbeda?
Lalu apa salahku dan salahmu?

Bukankah kita tidak bersalah?
Kita tak melanggar norma asusila
tapi mengapa kita seperti sampah?
Mengapa norma agama jadi pemisah?
Membuat sekat dan jarak antara kita
Membuat kita terpaksa memilih pisah
Sebenarnya, apa salahku dan salahmu?

Kebahagiaan kita terenggut norma
Sesuatu yang mengatur,tapi memisahkan kita
Bukankah Tugas cinta adalah menyatukan?
Salahkah cinta menyatukan yang berbeda?
Bukankah kita hanya saling jatuh cinta?

Kali ini takdir bersikap tak adil
Apa yang salah dari perbedaan itu?
Apa yang salah sayang?
Katakan apa yang salah!

Ku tulis ini sebelum pengakuan dosa 
Aku masih pergi menormalkan emosi
Berharap menulis membuatku tenang
Hanya airmata yang bisa menjelaskan
Kau adalah dosa pertama yang aku akui
Mencintaimu adalah dosa termanis bagiku

Jakarta,
Angel Sibarani

Dari seorang puan yang masih belum menerima perbedaan jadi alasan kandas kisah asmaranya...

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata kau bukan untukku

Jauh darimu aku hanya sebuah angan Berada dihadapanmu jadi sebuah bayang Tak berarti apa-apa Tak guna apa-apa Aku bahagia saat jenuhku bersamamu Meski kau acuh atas rasa itu Aku tau, mengerti, dan juga paham Hatimu hanya untuk yang kau beri senyum Bahkan waktuku tak mampu menggantinya Tak bisa sedetikpun memalingkanmu darinya Sekarang aku sadar Ragamu selalu bersama dan menemaniku Namun hati dan pikiranmu terpaut padanya Tapi tenanglah Itu tak membuatku meninggalkanmu Akan kusimpan baik-baik rasa ini Akan kubuatkan ruang tersendiri dihatiku Akan aku lepas kamu Namun akan kujaga kamu dari kejauhan Karena aku tak mau mengurungmu dalam kemunafikan Jakarta, Angel sibarani

(Prosa) Penantian tanpa kepastian

Kucoba kuatkan hati, mesti tiada harapan pasti yang engkau berikan. Kucuba bersabar menahan gejolak di dada, meski sering kali engkau memilih diam. Karena sulit bagiku untuk melupakanmu dan jiwaku hanya tentram ketika menyebut namamu, bukan yang lain. Sempat juga aku berpikir untuk menanyakan sebuah kepastian, “apakah masih ada harapan untukku memilikimu seutuhnya?” Namun, aku tak sanggup menderamu dengan pertanyaan berat ini. Aku tak ingin hadirkan beban dalam hatimu sehingga engkau tak bisa konsentrasi dalam duniamu. Kutahan gelisah, meski wajahmu seringkali datang menghampiri jiwa. Kukuatkan kesabaran dalam penantian tanpa kepastian. Cukuplah dirimu di hatiku saat ini, karena engkaulah yang hadirkan ketenangan. Bukan yang lain, yang seringkali lewat ucapan dan pintanya mendera pikiranku. Mereka menghampiriku, kemudian membunuhku perlahan. Beda dengan dirimu, sapaanmu telah hadirkan berjuta inspirasi. Senyummu kobarkan semangat membara. Tanpa harus berkamuflase dengan kata-k...

(Prosa) teruntuk lelaki yang berjuang bersamaku

Aku memang bukanlah wanita yang sempurna, bukan berasal dari keluarga berada, wajahku juga tak secantik artis Korea. Tadinya, aku tak pernah memikirkan perkara cinta. Buat perempuan sepertiku, perkara cinta hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik, aku memikirkan karier dan kesuksesan di masa depan. Aku tak pernah ambil pusing untuk urusan asmara. Toh, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, kenapa manusia harus repot? Yang aku pikirkan hanya jika nanti aku berhasil, maka keluargaku pun akan bahagia. Itu saja. Kau pun hadir saat itu agar perjuangan ku mulai terasa ringan. Terima kasih karena memilih wanita sepertiku, menerima semua kekurangan dalam diriku, yang tak mungkin bisa kusebutkan satu per satu. Aku sangat menghargai ketulusanmu, cintamu, dan pengorbananmu. Setiap aku membutuhkanmu, kau pun selalu ada di sampingku.  Namun, terkadang hatiku terluka saat aku mengingat masa laluku. Kuhabiskan masa mudaku untuk berjuang demi cita - cita yang ingin ku gapai. Ke...