Kenang aku tempat berbagi beban
Kenang aku sebagai alasan kuatmu
Kenang aku rumah berbagi keceriaan
Kenang aku menunggumu kembali
Kenang aku dulu sempat berbagi cita
Andai kelak kabarku tak menyapa pagimu
Tetaplah tersenyum, meski kau bersedih
Lanjutkan hidup, sambutlah semangat barumu
Peluk dan tumpahkan segala resahmu padanya
Kejarlah jutaan mimpi yang kita Amini bersama
Meski nanti hanya kau mengamininya sendiri
Kelak, ketika kau sadar aku sudah tak ada lagi
Ingatlah rasaku tak pernah berhenti mengalir
Kau tak perlu khawatir, aku tak pernah mati
Hanya raga ini yang kembali ke sang pencipta
Segala puisi kuciptakan sebagai pelipur lara
Ketika rindu itu kembali menyapamu
Ketika kehilangan kendali atas emosimu
Aku selalu hadir, dalam bait kata yang mengalir
Dalam puisi yang membuat air mata mencair
Jakarta,
Angel Sibarani
Surat terakhir dari puan yang tanpa permisi menjadikan kamu sebagai dasar semangat hidupnya

Comments
Post a Comment